Ilmu Tauhid
Firman Allah Subhanahu wa ta'ala :
"Tidak Aku ciptakan jin dan Manusia melainkan hanya untuk beribadah (1) kepada-Ku." (QS. Adz-Dzariyat: 56 ).
"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada setiap umat (untuk menyerukan): "Beribadahlah kepada Allah (saja) dan jauhilah thagut." (2). (QS. An - Nahl. 36).
_____________________
(1) Ibadah ialah penghambaan diri kepada Allah ta'ala dengan mentaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, sebagaimana yang telah disampaikan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan inilah hakekat agama islam, karena Islam maknanya ialah penyerahan diri kepada Allah semata, yang disertai dengan kepatuhan mutlak kepada-Nya, dengan penuh rasa rendah diri dan cinta.
Ibadah berarti juga segala perkataan dan perbuatan, baik lahir maupun batin, yang dicintai dan diridhai oleh Allah. Dan suatu amal akan diterima oleh Allah sebagai ibadah apabila diniati dengan ikhlas karena Allah semata; dan mengikuti tuntunan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
(2) Thagut ialah : setiap yang diagungkan - selain Allah - dengan disembah, ditaati, atau dipatuhi : baik yang diagungkan itu berupa batu, manusia ataupun setan.
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan beribadah kecuali hanya kepada-Nya, dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan, dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil." (QS. Al - Isra': 23-24).
________________________
Menjauhi thoghut berarti mengingkari, tidak menyembah dan memujanya, dalam bentuk dan cara apapun.
"Katakanlah (Muhammad) marilah kubacakan apa yang diharamkan kepadamu oleh Tuhanmu, yaitu "Janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang tuamu, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rizki kepadamu dan kepada mereka; dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar. Demikian itu yang diperintahkan Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahami (nya). Dan janganlah kamu dekati harga anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun dia adalah kerabat(mu), Dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat. Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa." (QS. Al An'am: 151-153).
Ibnu Mas'ud berkata: "Barangsiapa yang ingin melihat wasiat Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam yang tertera di atasnya cincin stempel milik beliau, maka supaya membaca firman Allah Subhanahu wa ta'ala : "Katakanlah (Muhammad) marilah kubacakan apa yang diharamkan kepadamu oleh Tuhanmu, yaitu "Janganlah kamu berbuat syirik sedikitpun kepada-Nya, dan "Sungguh inilah jalan-Ku berada dalam keadaan lurus, maka ikutilah jalan tersebut dan janganlah kalian ikuti jalan-jalan yang lain. (3) "
Mu'adz bin jabal radhiyallahu anhu berkata :
"Aku pernah diboncengkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di atas keledai, kemudian beliau berkata kepadaku: "wahai Mu'adz, tahukan kamu apa hak Allah yang harus dipenuhi oleh hamba-hamba-Nya, dan apa hak hamba-hamba-Nya yang pasti dipenuhi Allah? Aku menjawab: "Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui", kemudian beliau bersabda: "Hak Allah yang harus dipenuhi oleh hamba-hamba-Nya dengan sesuatupun, sedangkan hak hamba yang pasti dipenuhi oleh Allah ialah bahwa Allah tidak akan menyiksa orang-orang yang tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun, lalu aku bertanya; "ya Rasulullah, bolehkan aku menyampaikan berita gembira ini kepada orang-orang? beliau menjawab: "Jangan engkau lakukan itu, karena khawatir mereka nanti bersikap pasrah." (HR. Bukhari, Muslim).
1. Hikmah diciptakannya jib dan manusia oleh Allah Subhanahu wa ta'ala
3. Barangsiapa yang belum merealisasikan tauhid ini dalam hidupnya, maka ia belum beribadah (menghamba) kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. inilah sebenarnya makna firman Allah:
"Dan sekali-kali kamu sekalian bukanlah penyembah (Tuhan) yang aku sembah." (QS. Al Kafirun: 3).
4. Hikmah diutusnya para Rasul [adalah untuk menyeru kepada tauhid, dan melarang kemusyrikan].
5. Misi diutusnya para Rasul itu untuk seluruh umat.
6. Ajaran para Nabi adalah satu, yaitu tauhid [mengesakan Allah Subhanahu wa ta'ala saja].
7. Masalah yang sangat penting adalah: bahwa ibadah kepada Allah Subhanahu wa ta'ala tidak akan terealisasi dengan benar kecuali dengan adanya pengingkaran terhadap thaghut.
Dan inilah maksud dari firman Allah Subhanahu Wa ta'ala :
"Barangsiapa yang mengingkari thaghut dan beriman kepada Allah, maka ia benar-benar telah berpegang teguh kepada tali yang paling kuat." (QS: Al Baqarah: 256).
8. Pengertian thaghut bersifat umum, mencakup semua yang diagungkan selain Allah Subhanahu wa ta'ala.
9. Ketiga ayat mukhamat yang terdapat dalam surat Al An'am menurut para ulama salaf penting kedudukannya, di dalamnya ada 10 pelajaran penting, yang pertama adalah larangan berbuat kemusyrikan.
10. Ayat-Ayat mukhamat yang terdapat dalam surat Al Isra mengandung 18 masalah, dimulai dengan firman Allah:
"Janganlah kamu menjadikan bersama Allah sesembahan yang lain, agar kamu tidak menjadi terhina lagi tercela." [QS. Al Isra':22].
"Dan janganlah kamu menjadikan bersama Allah sesembahan yang lain, sehingga kamu (nantinya) dicampakkan ke dalam neraka Jahannam dalam keadaan tercela, dijauhkan (dari rahmat Allah)." (QS. Al Isra':39)
Dan Allah mengingatkan kita pula tentang pentingnya masalah ini, dengan firman-Nya:
"Itulah sebagian hikmah yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu." (QS. Al Isra':39).
11. Satu ayat yang terdapat dalam surat An-Nisa', disebutkan di dalamnya 10 hak, yang pertama Allah memuliakannya dengan firman-Nya:
"Beribadahlah kamu sekalian kepada Allah (saja) dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun." (QS. An Nisa': 36).
12. Perlu diingat wasiat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam disaat akhir hayat beliau.
13. Mengetahui hak-hak Allah yang wajib kita laksanakan.
14. Mengetahui hak-hak hamba yang pasti akan dipenuhi oleh Allah apabila mereka melaksanakannya.
15. Masalah ini tidak diketahui oleh sebagian besar para sahabat (4).
16. Boleh merahasiakan ilmu pengetahuan untuk maslahat.
17. Dianjurkan untuk menyampaikan berita yang menggembirakan kepada sesama muslim.
18. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam merasa khawatir terhadap sikap menyandarkan diri kepada keluasaan rahmat Allah.
19. Jawaban orang yang ditanya, sedangkan dia tidak mengetahui adalah: "Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.
(4) Tidak diketahui oleh sebagian besar para sahabat, karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyuruh Mu'adz agar tidak memberitahukannya kepada mereka, dengan alasan beliau khawatir kalau mereka nanti akan bersikap menyandarkan diri kepada keluasan rahmat Allah. Sehingga tidak mau berlomba-lomba dalam mengerjakan amal shaleh. Maka Mu'adz pun tidak memberitahukan masalah tersebut, kecuali di akhir hayatnya dengan rasa berdosa. Oleh sebab itu, di masa hidup Mu'adz masalah ini tidak diketahui oleh kebanyakan sahabat.
20. Diperbolehkan memberikan ilmu kepada orang tertentu saja, tanpa yang lain.
21. Kerendahan hati Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, sehingga beliau hanya naik keledai, serta mau memboncengkan salah seorang dari sahabatnya.
22. Boleh memboncengkan seseorang di atas binatang, jika memang binatang itu kuat.
23. Keutamaan Mu'adz bin Jabal.
24. Tauhid mempunyai kedudukan yang sangat penting.
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
BAB 2
KEISTIMEWAAN TAUHID
DAN DOSA-DOSA YANG DIAMPUNI KARENANYA
Firman Allah Subhanahu wa ta'ala :
"Orang-orang yang beriman dan tidak menodai keimanan (5) mereka dengan kedzhaliman (kemusyrikan) (6), mereka itulah orang-orang yang mendapat ketentraman dan mereka itulah orang-orang yang mendapat jalan hidayah." (QS. Al An-am:82)
Ubadah bin shamit menuturkan: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Barangsiapa yang bersyahadat (7) bahwa tidak ada sesembahan yang hak (benar) selain Allah saja, tiada sekutu bagi-Nya, dan Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, dan bahwa Isa adalah hamba dan Rasul-Nya, dan kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam, serta Ruh dari pada-Nya, dan surga itu benar adanya, neraka juga benar adanya, maka Allah pasti memasukannya kedalam surga, betapapun amal yang telah diperbuatnya." (HR. Bukhari & Muslim).
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan pula hadits dari Itban bahwa Rasulullah bersabda:
"Sesungguhnya Allah Subhanahu wa ta'ala mengharamkan neraka bagi orang-orang yang mengucapkan laa ilaaha illallah dengan ikhlas dan hanya mengharapkan (pahala melihat) wajah Allah".
Diriwayatkan dari Abu Said Al Khudri bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Musa berkata: "ya Rabb, ajarkanlah kepadaku sesuatu untuk mengingat-Mu dan berdoa kepada-Mu", Allah berfirman: "Ucapkan hai Musa laa ilaaha illallah, Musa berkata: "ya Rabb, semua hamba-Mu mengucapkan itu", Allah menjawab:"Hai Musa, seandainya ketujuh langit serta seluruh penghuninya -selain Aku- dan ketujuh bumi diletakkan dalam satu sisi timbangan dan kalimat laa ilaaha illallah diletakkan pada sisi lain timbangan, niscaya kalimat Laa ilaaha illallah lebih berat timbangannya." (HR. Ibnu Hibban, dan Hakim sekaligus menshahihkan-nya).
Tirmidzi meriwayatkan hadits (yang menurut penilaiannya hadits itu hasan) dari Anas bin Malik ia berkata: "aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman; "Hai anak Adam, jika engkau datang kepada-Ku dengan membawa dosa sejagat raya, dan engkau ketika mati dalam keadaan tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatupun, pasti Aku akan datang kepadamu dengan membawa ampunan sejagat raya pula".
Kandungan bab ini:
1. Luasnya karunia Allah Subhanahu wa ta'ala.
2. Besarnya pahala tauhid disisi Allah Subhanahu wa ta'ala.
3, Dan tauhid juga dapat menghapus dosa.
4. Penjelasan tentang ayat yang ada dalam surat Al An'am.
5. Perhatikan kelima masalah yang ada dalam hadits Ubadah.
6. Jika anda memadukan antara hadits Ubadah, hadits Itban dalam hadits sesudahnya, maka akan jelas bagi anda pengertian kalimat Laa ilaaha illallah.
7. Perlu diperhatikan syarat-syarat yang disebutkan dalam hadits Ibran, (yaitu ikhlas semata-mata karena Allah, dan tidak menyekutukan-Nya).
8. Para Nabipun perlu diingatkan akan keistimewaan Laa ilaaha illallah.
9. Penjelasan bahwa kalimat Laa ilaaha illallah berat timbangannya mengungguli berat timbangan seluruh makhluk, padahal banyak orang yang mengucapkan kalimat tersebut.
10. Pernyataan bahwa bumi itu tujuh lapis seperti halnya langit.
11. Bumi dan langit itu ada penghuninya.
12. Menetapkan sifat-sifat Allah apa adanya, berbeda dengan pendapat Asy'ariyah (8).
13. Jika anda memahami hadits Anas, maka anda akan mengetahui bahwa sabda Rasul yang ada dalam hadits Itban: "sesungguhnya Allah mengharamkan masuk neraka bagi orang-orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallah dengan penuh ikhlas karena Allah, dan tidak menyekutukan-Nya", maksudnya adalah tidak menyekutukan Allah dengan sesuatupun, bukan hanya mengucapkan kalimat tersebut dengan lisan saja.
14. Nabi Muhammad dan Nabi Isa adalah sama-sama hamba Allah dan Rasul-Nya.
________________________
(8) Asy'ariyah adalah salah satu aliran teologis, pengikut Syekh Abu Hasan Ali bin Ismail Al Asy'ari (260 - 324 H = 874 - 936 M). Dan maksud penulis di sini ialah menetapkan sifat-sifat Allah sebagaimana yang disebutkan dalam Al Qur'an maupun As sunnah. Termasuk sifat yang ditetapkan adalah kebenarannya adanya wajah bagi Allah, mengikuti cara yang diamalkan kaum salaf shaleh dalam masalah ini , yaitu: mengimani kebesaran sifa-sifat Allah yang dituturkan Al Qur'an dan As sunnah tanpa tahrif, ta'thil, takyif dan tamtsil. Adapun Asy'ariyah, sebagian mereka ada yang meta'wilkannya (menafsirinya dengan makna yang menyimpang dari makna yang sebenarnya) dengan dalih bahwa Syekh Abu Hasan sendiri dalam masalah ini telah menyatakan beroegang teguh dengan madzhab salaf shaleh, sebagaimana beliau nyatakan dalam kitab yang ditulis di akhir hidupnya, yaitu "Al Ibanah 'an ushulid diyanah" (editor: Abdul Qodir Al Arnauth, Bairut, makatabah darul bayan. 1401 H) bahkan dalam karyanya ini beliau mengkritik dan menyanggah tindakan ta'wil yang dilakukan oleh orang-orang yang menimpang dari madzab salaf.
15. Mengetahui keistimewaan Nabi Isa, sebagai Kalimat Allah (9)
16. Mengetahui bahwa Nabi Isa adalah ruh di antara ruh-ruh yang diciptakan Allah.
17. Mengetahui keistimewaan iman kepada kebenaran adanya surga dan neraka.
18. Memahami sabda Rasul: "betapapun aman yang telah dikerjakannya".
19. Mengetahui bahwa timbangan (di hari kiamat) itu mempunyai dua daun.
20. Mengetahui kebenaran adanya Wajah bagi Allah.
________________________
(9) Kalimat Allah maksudnya bahwa Nabi Isa itu diciptakan Allah dengan firman-Nya "Kun" (jadilah) yang disampaikan-Nya kepada Maryam melalui malaikat Jibril.